Sabtu, 19 Januari 2019

MAKALAH
HADITS TARBAWI

“TUJUAN PENDIDIKAN”
DOSEN PENGAMPU : Ibu Nelly, S. Pd, I., M. S, I


Disusun Oleh Kelompok 4:
Faisal                                      ( 11711132 )
Febri Dwiyana                       ( 11711127 )
Sukron Amin                         ( 11711140 )



FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
PONTIANAK

2018



KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam selalu kami limpahkan kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya, atas jasa beliau kita sebagai ummat islam bisa melihat dunia ini dipenuhi akhlaq yang mulia, rahmat, dan kasih sayang yang selalu tumbuh diantara ummatnya.
Ucapan terima kasih kami berikan kepada Ibu Nelly, S. Pd, I., M. S, I. selaku dosen pengampu mata kuliah Hadits Tarbawi yang telah membimbing kami dan teman-teman yang turut memberi motivasi kami, dan tak lupa kepada semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu.
Kami menyusun makalah yang bertema Tujuan Pendidikan ini dalam rangka supaya pembaca dapat mengetahui dan memahami pengetahuan tentang Tujuan Pendidikan lebih dalam.
Dunia ini tidak ada yang sempurna, oleh karena itu kami memohon maaf atas kesalahan yang terdapat dalam makalah kami. Kami juga mengharap kritik dan saran dari pembaca, agar kami dapat menjadi lebih baik lagi dan makalah ini bisa lebih sempurna dan lebih bermanfaat bagi pendidikan kami khususnya dan pembaca umumnya.


Pontianak,     Oktober 2018


Penulis        




DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang…………………………………..…………………..………..……1
B.     Rumusan Masalah……………………..…………………….....................…….….1
C.     Tujuan…………………………………………………………………..........….….1
BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian dan fungsi tujuan pendidikan Islam …………………….……….…….3
B.     Tujuan pendidikan dalam perspektif Islam …………………………...………..….4
C.     Tujuan pendidikan menurut ulama …………………………………….………......7
D.    Tujuan pendidikan menurut hadits ………………...………………………………8
E.     Macam-macam tujuan pendidikan ……………………………………..………….9
BAB III PENUTUP
A.    Simpulan …………………………………...…………….……………………….12
DAFTAR PUSTAKA














BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pendidikan sebagai suatu proses belajar anak untuk menjalani kehidupan yang penuh tantangan ini pasti memiliki tujuan masing-masing. Jika kita ditanya apa tujuan kita belajar, melakukan pendidikan pasti jawabannya berbeda-beda. Artinya setiap orang memiliki tujuan yang berbeda dalam melakukan pendidikan atau dalam dia menuntut ilmu. Namun sebenarnya tujuan melakukan pendidikan, tujuan menuntut ilmu yang sebenarnya menurut islam sendiri, menurut Nabi itu apa? Maka kita sebagai pelajar harus tau. Karena jika tujuan atau niat kita salah dalam melakukan pendidikan maka hasilnya tidak akan maxsimal atau bisa dikatakan nol, atau bisa dikatan malah sebenarnya kita rugi besar.
Terutama kita sebagai mahasiswa dan mahasiswi dari jurusann manajemen pendidikan islam yang nantinya akan mengarah kesana baik sebagai kepala-kepala sekolah ataupun manajer-manajer pendidikan kita harus bisa mengethui apa tujuan pendidikan yang sebenarnya menurut islam. Agar kita dapat memberikan pemahaman ataupun mengingatkan kepada para pelajar selanjutnya agar tak salah langkah.. Sebagai yang berperan kita harus memiliki pengetahuan yang luas mengenai hal-hala pendidikan, terutama tentang tujuan pendidikan. Maka pada kesempatan kali ini kita akan membahas materi yang bertemakan tujuan pendidikan dalam hadis.
B.     Rumusan Masalah
1.        Apa pengertian dan fungsi tujuan pendidikan Islam?
2.        Apa tujuan pendidikan dalam perspektif Islam?
3.        Bagaimana tujuan pendidikan menurut ulama?
4.        Bagaimana tujuan pendidikan menurut hadits?
5.        Apa macam-macam tujuan pendidikan?

C.    Tujuan dan Manfaat
1.        Mengetahui apa pengertian dan fungsi tujuan pendidikan Islam.
2.        Mengetahui apa tujuan pendidikan dalam perspektif Islam.
3.        Mengetahui bagaimana tujuan pendidikan menurut ulama.
4.        Mengetahui bagaimana tujuan pendidikan menurut hadits.
5.        Mengetahui apa macam-macam tujuan pendidikan.



















BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian dan Fungsi Tujuan pendidikan Islam
1.        Pengertian Tujuan Pendidikan
Bagaikan seorang yang hendak berpergian, mengetahui tujuan kemana ia melangkah adalah bagian terpenting dari perjalanannya. Bisa dibayangkan bila ada orang yang berpergian tanpa mengetahui tujuannya, dipastikan ia akan mengalami banyak kesulitan. Kurang lebih pendidikan pun demikian, tujuan dalam pendidikan harus dirumuskan dengan matang. Namun sebelum jauh kita membahas tujuan apa saja dalam pendidikan Islam, ada baiknya disimak beberapa pengertian mengenai tujuan.
Prof Abuddin Nata dalam bukunya Filsafat Pendidikan Islam memberi banyak penjabaran seputar pengertian tujuan pendidikan. Menurutnya para ahli berbeda pendapat mengenai pengertian dari tujuan. Hasan Langgulung misalnya menyamakan istilah tujuan dengan maksud, bahwa kadang-kadang maksud dan tujuan tanpak berbeda dan kadang-kadang tampak serupa. Selain itu masih dalam buku yang sama, al-Syaibany memberikan penjelasan tujuan dengan istilah matlamat (tanda-tanda). Dengan lengkap Prof Abudin Nata mengutip sebagai berikut;
Menurut al-Syaibany, hubungan antara tujuan dan tanda-tanda adalah hubungan persekutuan, atau persamaan dalam makna, tempat pencapaian tujuan, dan tanda adanya perencanaan, usaha yang disengaja serta rentetan langkah-langkah antara yang satu dengan lainnya. Dengan demikian tujuan dan tanda adalah akhir suatu proses yang di dalamnya terdapat awal. Awal dan akhir itu ditentukan oleh langkah-langkh yang bertalian satu sama lain, lengkap melengkapi.
2.        Fungsi Tujuan Pendidikan
Ahmad D Marimba dalam bukunya Pengantar Filsafat Pendidikan Islam memberikan empat fungsi tujuan pendidikan. Pertama, tujuan berfungsi mengakhiri usaha. Pada umumnya seuatu usaha berakgir bila tujuan akhir telah tercapai. Kedua, tujuan berfungsi mengarahkan usaha. Karena tanpa adanya antisipasi, penyelewengan akan banyak terjadi dan kegiatan tidak akan berjalan dengan efisien. Ketiga, tujuan dapat berfungsi sebagai titik pangkal unuk mencapai tujuan-tujuan lain, yaitu tuaun baru atau tujuan lanjutan. Terakhir, fungsi tujuan adalah memberi nilai pada usaha itu.
B.     Tujuan Pendidikan dalam Perspektif Islam
Tujuan pendidikan dalam pandangan islam hanya semata-mata untuk mencari ridho Allah ‘Azza wa Jalla., sebagai mana sabda Rasulullah SAW., sebagai berikut :
قاَلَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ تَعَلَّمَ عِلْمًا مِمَّا يُبْتَغَى بِهِ وَجْهُ اللهِ عَزَّوَجَلَّ لاَ يَتَعَلَّمُهُ اِلاَّ لِيُصِيْبَ بِهِ عرضاً مِنَ الدُّنْيَا لَمْ يَجِدِعَرْفَ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، يَعْنِي : رِيْحَهَا،
 ( رَوَاهُ أَبُوْ دَاوُدَ بِإِسْنَادٍ صَحِيْحٍ )
Artinya :
Dari Abu Hurairah ra. Ia berkata Rasulullah SAW bersabda :
Barang siapa yang mempelajari ilmu pengetahuan yang semistinya bertujuan untuk mencari ridho Allah ‘Azza wa Jalla. Kemudian ia mempelajarinya dengan tujuan hanya untuk mendapatkan kedudukan / kekayaan duniawi, maka ia tidak akan mendapatkan baunya syurga kelak pada hari kiamat.” (HR. Abu Daud) Sanad Hadist ini Shohih.
Secara khusus Dr. Khosrow Bagheri menulis satu bab tentang The Aims of Education dalam bukunya Islamic Education. Pakar pendidikan dari Iran ini menyebutkan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah nasehat (rushd), penyucian total (tatharl), kehidupan yang baik (hayat al-Taybah), petunjuk (hidayah), ibadah, taqwa, mendekat pada Allah (qurb), surga (ridwan), keadilan (qist), keselamatan (falah), tafakkur, kejayaan (Izzah), kebersamaan (ta’awun), kebersihan hati (tazkiya), kuat dan bersih (quwwah dan Nizafah).
Dari keseluruhan tujuan di atas Bagheri membaginya kepada dua kategori tujuan, yaitu tujuan sementara (intermediate aims) dan tujuan akhir (final aims). Pembagian kategori tersebut didasarkan pada dimensi manusia yang horizontal (mendatar) dan vertikal (tegak lurus). Tujuan sementara masuk pada dimensi horizontal, artinya bahwa tidak ada hubungan antar dimensi kecuali dimensi yang tertentu saja. Sedangkan tujuan akhir masuk dalam kategori vertikal, artinya bahwa adanya hubungan dimensi ini dengan kesemua dimensi manusia, atau dengan kata lain adanya hubungan dengan tujuan sementara. Dijelaskan secara singkat, bahwa tujuan sementara masing-masing memilki satu dimensi, sedangkan dalam tujuan akhir semua dimensi masuk dalam setiap kategori.
1.        Tujuan Sementara (Intermediate Aims)
Tujuan sementara itu adalah tafakkur, kebersihan hati (tazkiya), keadilan (qisth), kebersamaan (ta’awun), kejayaan (Izzah), kuat dan bersih (quwwah dan Nizafah). Bahwa setiap kategori tadi berhubungan dengan satu dimensi manusia. Tafakkur berhubungan dengan dimensi intelektul manusia, kesucian hati (tazkiya) berhubungan dengan dimensi moral, keadilan (qisth) berhubungan dengan dimensi ekonomi, kebersamaan (ta’awun) berhubungan dengan dimensi sosial, kejayaan (Izzah) berhubungan dengan dimensi politik, dan terkahir kuat dan bersih (quwwah dan Nizafah) berhubungan dengan aspek jasmani. Tafakkur disebutkan dalam surah al-Hasr ayat 21, sebagai berikut :
لَوْ أَنْزَلْنَا هَذَا الْقُرْآنَ عَلَى جَبَلٍ لَرَأَيْتَهُ خَاشِعًا مُتَصَدِّعًا مِنْ خَشْيَةِ اللَّهِ وَتِلْكَ الأمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ
Yang artinya :
Kalau Sekiranya Kami turunkan Al-Quran ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan ketakutannya kepada Allah. dan perumpamaan- perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir. (QS. Al-Hasr : 21)
Dan Rasulullah SAW.,  juga bersabda, yang berbunyi :
عَنْ أَنَسٍ، رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ رَسُولُ اللهِ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّـمَ : مَنْ خَرَجَ فِيْ طَلَبِ الْعِلْمِ فَهُوَ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ حَتَّى يَرْجِعَ. ( رواه الترمذي و قال : حد يث حسن).
Artinya :
Dari Annas ra., ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : “ Barang siapa keluar dengan tujuan menuntut ilmu maka ia berada dijalan Allah sampai ia kembali (HR. Tirmidzi)., katanya hadist ini hasan.
2.        Tujuan Akhir (Final Aims)
Menurut Dr Dr. Khosrow Bagheri nasehat (rushd), penyucian total (tatharl), kehidupan yang baik (hayat al-Taybah), petunjuk (hidayah), ibadah, taqwa, mendekat pada Allah (qurb), dan kerelaan (ridwan) adalah tujuan akhir dari pendidikan dalam Islam. Kesemua kategori memiliki hubungan yang terkait dengan seluruh dimensi manusia, mulai dari itelektual, moral, sosial, politik, ekonomi, dan jasmani. Nasehat (rushd) disebutkan di dalam surah al-Baqarah :186
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
Yang artinya:
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, Maka (jawablah), bahwasanya aku adalah dekat. aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. (QS. Albaqarah : 186)
Terakhir Dr. Bagheri memberikan sebuah kesimpulan atas keterhubungan antara tujuan semenara dengan tujuan akhir, bahwa keduanya dipertemukan pada sebuah titik pusat yaitu Ubudiyah, wujud penghambaan hamba pada Tuhannya. Bagheri menegaskan seluruh dimensi manusia harus dikembalikan utuk semata-mata mengabdikan diri pada Allah SWT, sama halnya sebagai sebuah tujuan akhir yang disebutkan di dalam Al-Qur’an.
Dan Rasulullah SAW.,  juga bersabda, yang berbunyi :
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ، رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قاَلَ : قاَلَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهِ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ سَلَكَ طَرِيْقاًيَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيْقًا إِلَى الْجَنَّةِ  ( رُوَاهُ مُسْلِمٌ )
Yang artinya :
Dari abu hurairah, ra. Bahwasanya Rasulullah SAW bersabda :
Barang siapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan bagi orang itu karena ilmu tersebut jalan menuju kesyurga.” (HR. Muslim).

C.    Tujuan Pendidikan Menurut Hadis
Dibawah ini beberapa hadis yang menerangkan tentang tujuan pendidikan:
1.        Agar menjadi orang yang memiliki ilmu pengetahuan
قَالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم: كُنْ عَالِمًا اَو مُتَعَلِّمًا اَو مُسْتَمِعًا اَو مُحِبًّا وَلَا تَكُنْ خَامِسًا فَتُهْلِكَ
(رواه البيهقي)
Artinya :
Rasulullah saw bersabda “ jadilah engkau orang yang berilmu (pandai) atau orang yang belajar, atau orang yang mendengarkan ilmu atau yang mencintai ilmu. Dan janganlah engkau menjadi orang yang kelima, maka kamu akan celaka,”. (HR.Baihaqi)
2.        Agar bahagia dunia dan akhirat
 مَنْ اَرَادَ الدُّنْيَا فَعَلَيْهِ بِالعِلْمِ وَمَنْ اَرَادَ الْاَخِرَةَ فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ وَمَنْ اَرَادَهُمَا فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ (رواه البخارى ومسلم)
Artinya;
Barangsiapa yang menghendaki kebaikan didunia maka dengan ilmu, barangsiapa yang menghendaki kebahagiaan di akhirat maka dengan ilmu, barangsiapa yang menghendaki keduanya maka dengan ilmu. (HR.Bukhori-muslim)
3.        Agar bermanfaat bagi anak cucu kita kelak
وَعَنْهُ قَالَ:قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم اِذَ مَاتَ اِبْنُ اَدَمُ اِنْقَطَعَ عَمَلُهُ اِلَّا مِنْ ثَلَاثٍ : صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ, اَوْعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ, اَوْوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُوْ لَهُ, (رواه مسلم).
Artinya :
Dari Abu Huroiroh, ia berkata: Rosulullah bersabda:
Ketika anak Adam mati, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara yaitu: shodakoh jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak yang sholeh yang mendo’akan orang tuanya (HR. Muslim) (dari kitab Riyadhus sholihin bab ilmu hal. 530)
4.        Agar dapat mengamali dan terus mengalir
أرْبَعَةٌ : تَجْرِى عَلَيْهِمْ أُجُوْرُهُمْ بَعْدَ الْمَوْتِ : مْنْ مَاتَ مُرَابِطًافِى سَبِيْلِ اللهِ, وَمَنْ عَلَّمَ عِلْمًاأُجْرِى لَهُ عَمَلُهُ مَاعُمِلَ بِهِ, وَمَنْ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَجْرُهَا يَجْرِى لَهُ مَاوَجِدت, وَرَجُلٌ تَرَكَ وَلَدًا صَالِحًا فَهُوَ يَدْعُو لَهُ. (رَوَاه الطبرانى عن أبي أمامة)
Empat perkara yang pahalanya akan tetap mengalir sesudah manusia mati, yaitu:
1.      Orang yang mati yang mengikatkan dirinya (mengabdikan dirinya) dijalan Allah,
2.      Orang yang mengajarkan ilmu dan melaksanakan ilmu yang dimilikinya,
3.      Orang yang bershodakoh maka pahalanya akan tetap mengalir,
4.      Seorang laki-laki yang meninggalkan anak yang sholeh dan anak tersebut mendo’akannya. (diriwayatkan oleh At-Thobroni dari Abi Umamah) (Dari kitab Mukhtarul Ahadits, hal. 22 Cet Pertama: Al-Haromain)

D.    Tujuan Pendidikan Menurut Ulama
1.        Imam Al-Ghazali
Bahwa tujuan pendidikan menurut Imam Al-Ghazali adalah sebagai berikut:
a.       Mendekatkan diri kepada Allah yang wujudnya adalah kemampuan dan dengan kesadaran diri melaksakan ibadah wajid dan sunnah.
b.      Menggali dan mengembangkan potensi atau fitrah manusia.
c.       Mewujudkan profesionalisasi manusia untuk mengemban tugas keduniaan dengan sebaik-baiknya.
d.      Membentuk manusia yang berakhlak mulia, suci jiwanya dari kerendahan budi dan sifat-sifat tercela.
e.       Mengembangkan sifat-sifat manusia yang utama, sehingga menjadi manusia yang manusiawi.

2.        Umar Muhammad At-Taumi
Perubahan yang diinginkan melalui proses pendidikan, baik dan tingkah laku individu pada kehidupan pribadi, kehidupan masyarakat dan alam sekitar maupun pada proses pendidikan serta pengajaran itu sendiri.
3.        Saleh Abdul Aziz
Menurut Saleh Abdul Aziz dan Abdul Aziz Abdul Najid bahwa tujuan pendidikan Islam adalah untuk mendapatka keridhaan Allah dan mengusahakan penghidupan. Menurut Mustafa Amin bahwa tujuan pendidikan Islam adalah mempersiapkan seorang bagi Amalan dunia dan akhirat.
Jadi,  pada intinya Ulama berpendapat bahwa tujuan pendidikan yaitu untuk mencari ridho Allah SWT, Untuk mendekatkan diri kepadanya dan juga untuk mengubah tingkah laku atau akhlak yang belum baik menjadi baik. Orang yang berpendidikan harus meniatkan pendidikannya untuk mencari ridjo Allah, untuk mendekatkan dirinya kepada Allah SWT. Maka orang yang bertambah ilmunya harus bertambah amalnya semakin baik. Ketika orang berilmu bertambah ilmunya tapi, tidak bertambah baik amalnya maka dia bukn semakin dekat kepada Allah Tapi malah semakin jauh. Para koruptor adalah orang yang berpendidikan. Namun korupsi berarti ilmunya membuat dia tambah jauh kepada Allah.
E.     Macam-macam Tujuan Pendidikan
Bahasan kali ini akan menjelaskan beberapa tujuan pendidikan, baik itu tujuan umum, khusus, sementara, dan tujuan akhir. Prof. Abuddin Nata menjelaskan pegertian dari tujuan umum, khusus, dan akhir dalam bukunya filsafat pendidikan Islam, bahwa tujuan umum dikenal pula dengan tujuan akhir, kemudian tujuan khusus adalah penjabaran dari tujuan umum.
Masih menurut Prof Nata, bahwa yang dimaksud tujuan umum atau akhir itu beragam dari beberapa pendapat, sehingga secara garis besar tujuan umum pendidikan Islam memiliki cirri-ciri sebagai berikut;
1.        Mengarahkan manusia agar menjadi khalifah Tuhan di muka bumi dengan sebaik-baiknya, yaitu melaksanakan tugas-tugas memakmurkan dan mengolah bumi sesuai dengan kehendak Tuhan
2.        Mnegarahkan manusia agar berkahlak mulia, sehingga ia tidak menyaahgunakan fungsi kehalifahannya.
3.        Mengarahkan manusia agar seluruh pelaksanaan tugas kekhalifahannya di muka bumi dilaksanakan dalam rangka beribadah kepada Allah, sehingga terasaringan dilaksanakan.
4.        Membina dan mengarahkan potensi akal, jiwa, dan jasmaninya, sehingga ia memilki ilmu, akhlak yang semua ia dapat digunakan guna mendukung tugas pengabdian dan kekhalifahannya.
5.        Mengarahkan manusia agar dapat mencapai kebahagian hidup di dunia dan di akherat.
Sementara itu tujuan khusus pendidikan Islam bis dilihat dari beberapa pendapat para ahli pendidikan di bawah ini; di antara mereka adalah al-Syaibani, Munir Mursi, dan Dr. Ahmad Tafsir. Konferensi Dunia Pertama tentang pendidikan Islam (1977) berkesimpulan bahwa tujuan akhir pendidikan Islam adalah manusia yang menyerahkan dri secara mutlak kepada Allah SWT. Lebih rinci lagi al-Syaibani memberikan penjelasan pengenai tujuan pendidikan Islam, sebagai berikut;
1.        Tujuan yang berkaitan dengan individu, pengetahuan, tingkah laku, jasmani dan rohani, dan kemampuan yang harus dimiliki di dunia dan di akhirat.
2.        Tujuan yang berkaitan dengan masyarakat, tingkah laku masyarakat, tingkah laku individu dalam masyarakat, perubahan kehidupan masyarakat, memperkaya pengalaman masyarakat.
3.        Tujuan profrsional yang berkaitan dengan pendidikan dan pengajaran sebagai; ilmu, seni, profesi, dan Kegiatan masyarakat.
Selanjutnya dari analisis Ahmad Tafsir, tujuan-tujuan yang dijabarkan oleh edua tokoh diatas masih kurang memuaskan. Karena selain kategori yang kurang jelas, juga terdapat rumusan yang tumpang tindih. Sehingga Ahmad Tafsir memilki pemahaman tersendiri mengenai tujuan dalam pendidikan Islam. Pemahaman Ahmad Tafsir dalam mengkategorikan tujuan pendidikan Islam diilhami oleh konsep manusia sempurna, sehingga seharusnya pendidikan Islam di arahkan kepada membentuk muslim yang sempurna. Bagi nya muslim yang sempurna adalah muslim yang:
1.        Segi jasmani nya sempurna; sehat, kuat, dan berketerampilan.
2.        Segi kecerdasan dan kepandaian; mampu meyelesaikan masalah secara cepat dan tepat, secara ilmiah dan filosofis, mampu mengembangkan sains, dan mampu mengembangkan filsafat.
3.        Segi hati takwa; dengan suka rela melaksanakan perintah Allah SWT, dan hati yang mampu berhubungan dengan alam gaib.
Sehingga ia berkesimpulan bahwa tujuan pendidikan Islam tidak lain adalah mempersiapkan Muslim yang sempurna, yaitu melalui tiga ketegori tadi, jasmani, intelektual, dan hati takwa.















BAB III
PENUTUP
A.    Simpulan
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa :
            Tujuan Pendidikan yaitu untuk mencari ridho Allah SWT, karena memang kita sebagai hambanya yang diciptakan didunia ini yang tujuannya hanya satu sebenarnya yaitu hanya untuk beribadah kepada Allah SWT dan yang lainnya hanya sebagai pelengkap maka sudah sepatutnya kita didunua ini hanya untuk mencari ridhoNya. Dan untuk kebahagiaan dunia dan akhirat kita karena kita bukan hanya hidup di dunia setelah mati masih ada kehidupanyang kekal yaitu akhirat maka kita disuruh mencari kebahagiaan yang hakiki yaitu akhirat. Dan agar menjadi orang yang berilmu pengetahuan, untuk menjadi penerus ulama agar yang memgang tetap ahlinya agar tidak terjadi kehancuran.












DAFTAR PUSTAKA
            Abu zakaria muhyuddin an-Nawawi, Riyadhus Sholihin.
            Alm. Ahmad Al-Hasyimy Bek, Muhktarol Hadits. Cetakan Pertama al-Haramain
Hasbiyallah dan Moh Sulhan. 2015. Hadits Tarbawi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Saebani,Beni Ahmad dan Hendra Akhdiyat. 2009. Ilmu Pendidikan Islam. Bandung: CV Pustaka Setia.